Monday, March 2, 2015

Negarabatin, Kampung Begal?

Oleh Udo Z. Karzi


POLDA Metro Jaya mengidentifikasi dua kategori kelompok begal yang menjadi aktor utama serangkaian kejahatan pembegalan di wilayah Ibu Kota. Dua kelompok itu ialah kelompok luar Jakarta yang banyak berasal dari Lampung dan kelompok lokal yang biasanya berasal dari Depok dan Bekasi.

Kelompok lokal biasanya anak-anak usia sekolah. Mereka saat beraksi biasanya berbekal senjata tajam. Pelakunya adanya yang masih SMA bahkan masih SMP. Motifnya, hanya sekadar ikut-ikutan untuk melakukan tindak kejahatan.

Berbeda dengan kelompok Lampung. Ciri-ciri kelompok Lampung itu selalu menggunakan senjata api. Tercatat kelompok ini sudah beraksi di 11 tempat di wilayah Polda Metro Jaya. Kelompok ini tidak segan-segan menembak korban yang berusaha melawan mereka.

Karena itu, Polda Lampung bekerja sama dengan Polda Metro Jaya mulai menggelar aksi pembersihan komplotan begal di Lampung. Tim khusus antibegal pun dibentuk guna menyisir sejumlah daerah yang berpotensi menjadi sarang dari para begal.

Konon, di Lampung cukup tumbuh subur sejumlah kampung begal. Beberapa di antaranya di wilayah Tegineneng, Kabupaten Pesawaran; Baradatu, Kabupaten Way Kanan; dan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, diklaim sudah dieliminasi. Tinggal lagi di beberapa wilayah seperti Jabung dan Melinting di Lampung Timur dan wilayah Abung di Lampung Utara.

***

Sampai di sini, Mat Puhit sudah enggak bisa ngomong lagi. Daerahnya terkenal karena begal, bukan karena prestasi. Datang-datang Udin membacakan lead berita berjudul Begini Kisah 'Kampung Begal' di Lampung: "Dua desa itu bernama Tebing dan Negara Bathin. Desa Tebing berada di Kecamatan Mlinting dan Negara Bathin di Kecamatan Jabung. Tak ada akses roda empat atau angkutan umum menuju dua desa tersebut. Yang ada hanyalah ojek sepeda motor." (Korantempo, 25/2).

Maka, meledaklah esmosi Mat Puhit. Dia mana terima Negarabatin (bukan: Negara Bathin) dibilang kampung begal. Sama halnya dengan tidak terimanya Kepala Desa Tebing, Bukhori. “Ada yang menjadi begal, tapi itu hanya 10 persen,” kata Bukhori.

Mamak Kenut dkk. memang bangga dengan pekon mereka Negarabatin. Sastrawan Tandi Skober (Bandung) sampai terkagum-kagum dengan kreatif-imajinatif yang terkandung dalam nama Negarabatin.

Setahu Minan Tunja, di seluruh wilayah Lampung, ada beberapa daerah yang bernama Negarabatin: Desa Negarabatin (Lampung Timur), Kecamatan Negarabatin (Way Kanan), Desa Negarabatin, Sungkai Bunga Mayang (Lampung Utara), Pekon Negarabatin (Tanggamus), Pekon Negarabatin Liwa (nama lama Kelurahan Pasarliwa, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat), ... entah ada lagi enggak yang bernama Negarabatin.

Percayalah, Negarabatin masih seperti dahulu. Mamak Kenut, Mat Puhit, Minan Tunja, Udien, Pinyut, dan Radin Mak Iwoh masih di Negarabatin. Zaman mungkin berubah, tapi keadaan tetap saja: banyak masalah, banyak kasus, banyak hal... Tetap perlu disentil-sentil.

Negarabatin memang penuh warna.Tapi, janganlah menjadi kampung begal! n


Lampung Post
, Senin, 2 Maret 2014