RAPAT sudah lama dimulai. Tapi, Pithagiras baru nongol.
"Jalannya macet," katanya ketika diledek.
Memang sih lalu-lintas Negarabatin pagi dan petang saat jam-jam sibuk macet luar biasa. Maka kalau sudah tahu, bangun lebih pagi agar tidak telat sampai di tujuan.
***
Mat Puhit membaca para kepala daerah mengeluhkan tersendatnya dana penanganan bencana Gunung Merapi. Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan hingga kini dana dari Pemerintah Pusat belum mengucur, masih tertahan di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan dana untuk pengungsi di daerahnya juga cekak.... (Koran Tempo, 3-11).
Artinya, dana untuk korban bencana itu macet juga.
Memang sih butuh dana besar untuk membantu korban meletusnya Gunung Merapi. Tapi, kalau memang sudah mempunyai sistem antisipasi bencana yang baik, dana itu bisa lebih cepat diberikan kepada mereka yang memang sangat membutuhkannya.
***
Dari Mentawai, Minan Tunja menerima kabar betapa sulitnya bantuan disalurkan. Medan yang sulit dijangkau para relawan menyampaikan bantuan kepada para korban tsunami.
Bantuan macet pula!
Memang sih Mentawai itu selama ini jauh. Apalagi kalau dari Jakarta. Hehee... Tapi, kalau memang niat negara kan punya kuasa dan infra-suprastruktur yang cukup untuk menerobos keterisolasian itu.
***
Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo—sebagaimana didengar Udien—mengingatkan agar aksi penggalangan dana bantuan untuk korban bencana alam yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa benar-benar ditujukan untuk kemanusiaan dan tidak disalahgunakan.
Nah, bisa macet juga tuh dana.
Memang sih... tapi ya berpikir positif saja, mudah-mudahan sampai.
***
Terakhir, seperti diumumkan KPK, pelayanan publik Bandar Lampung terburuk setelah Medan.
Kalau ini jelas berarti segala urusan birokrasi macet di mana-mana. Apalagi tanpa pelicin.
Memang sih kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah....
"Apologi apa lagi," bentak Mamak Kenut kesal.
Lampung Post, Kamis, 4 November 2010