Oleh Udo Z Karzi
BERTEMU MITCHELL MOLLISON pertama kali di kediaman Sekretaris Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) Bagus A Pribadi, ia langsung meminta nomor WA saya begitu saya sebut nama Udo Z Karzi.
Mitch peneliti etnomusikologi yang melakukan riset di Lampung sejak 2016 di bawah supervIsi Prof Margaret Kartomi.
Keluar-masuk pelosok Lampung, berbicara dengan warga desa, membuat ia tertarik dengan bahasa Lampung dan mulai mempelajarinya.
"Cutik-cutik pandai cawa Lappung. Kidang pagun mesti lamon belajar lagi (Sedikit-sedikit bisa berbahasa Lampung, meskipun harus banyak belajar lagi)," kata Mitch.
Begitulah, keesokan harinya, Mitch me-WA meminta bertemu. Bersualah kami di Hotel Grand Anugerah, Bandar Lampung, 27 Agustus 2018.
Kepada saya, dia perlihatkan tesis dia berjudul "The Music of the Talo Balak Ensemble of Lampung, Sumatra", Monash University.
Ow, rupanya Mitch mengutip beberapa tulisan saya. Senang juga mengetahui tulisan saya menjadi referensi riset.
Saya meminta izin memfoto beberapa halaman dari tesis yang mencantumkan nama saya. Tapi, yaelah... hasil jepretan saya mengecewakan.
Pada pertemuan itu, saya berikan beberapa buku, termasuk yang berbahasa Lampung. Tadinya saya ragu. Tapi, dia bilang, "Nggak apa. Buat saya belajar bahasa Lampung."
Beberapa waktu, saya diingatkan lagi oleh Oyos Saroso HN melalui berita yang ia tautkan di FB berjudul, "Gamelan Lampung Jadi Koleksi Monash University" (Teras Lampung, 6/5/2019).
Berita ini mengutip unggahan foto Prof Dr Ariel Haryanto di FB, 5/5/2019, mengenai tari Lampung dan gamelan khas Lampung dipertunjukkan di universitas ini.
Saya melihat ada sosok Mitch dalam foto yang diunggah Ariel. Salah satunya, saya pinjam di sini.
Lalu, saya cek WA dari Mitch, alhamdulillah tidak saya hapus. Ketemulah gambar kutipan salah satu halaman dari tesis yang dia kirim per tanggal 27 Agustus 2018.
Terima kasih Mitch, Mas Oyos, Pak Ariel. Tabik.
Selasa, 7 Mei 2019
BERTEMU MITCHELL MOLLISON pertama kali di kediaman Sekretaris Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) Bagus A Pribadi, ia langsung meminta nomor WA saya begitu saya sebut nama Udo Z Karzi.
Mitch peneliti etnomusikologi yang melakukan riset di Lampung sejak 2016 di bawah supervIsi Prof Margaret Kartomi.
Keluar-masuk pelosok Lampung, berbicara dengan warga desa, membuat ia tertarik dengan bahasa Lampung dan mulai mempelajarinya.
"Cutik-cutik pandai cawa Lappung. Kidang pagun mesti lamon belajar lagi (Sedikit-sedikit bisa berbahasa Lampung, meskipun harus banyak belajar lagi)," kata Mitch.
Begitulah, keesokan harinya, Mitch me-WA meminta bertemu. Bersualah kami di Hotel Grand Anugerah, Bandar Lampung, 27 Agustus 2018.
Kepada saya, dia perlihatkan tesis dia berjudul "The Music of the Talo Balak Ensemble of Lampung, Sumatra", Monash University.
Ow, rupanya Mitch mengutip beberapa tulisan saya. Senang juga mengetahui tulisan saya menjadi referensi riset.
Saya meminta izin memfoto beberapa halaman dari tesis yang mencantumkan nama saya. Tapi, yaelah... hasil jepretan saya mengecewakan.
Pada pertemuan itu, saya berikan beberapa buku, termasuk yang berbahasa Lampung. Tadinya saya ragu. Tapi, dia bilang, "Nggak apa. Buat saya belajar bahasa Lampung."
Beberapa waktu, saya diingatkan lagi oleh Oyos Saroso HN melalui berita yang ia tautkan di FB berjudul, "Gamelan Lampung Jadi Koleksi Monash University" (Teras Lampung, 6/5/2019).
Berita ini mengutip unggahan foto Prof Dr Ariel Haryanto di FB, 5/5/2019, mengenai tari Lampung dan gamelan khas Lampung dipertunjukkan di universitas ini.
Saya melihat ada sosok Mitch dalam foto yang diunggah Ariel. Salah satunya, saya pinjam di sini.
Lalu, saya cek WA dari Mitch, alhamdulillah tidak saya hapus. Ketemulah gambar kutipan salah satu halaman dari tesis yang dia kirim per tanggal 27 Agustus 2018.
Terima kasih Mitch, Mas Oyos, Pak Ariel. Tabik.
Selasa, 7 Mei 2019
No comments:
Post a Comment