Wednesday, May 1, 2019

Ibu Kota, Palangkaraya, Borneo News

Oleh Udo Z Karzi


SAYA sambut wacana pemindahan Ibu Kota dengan penuh gairah, terlepas apakah jadi terlaksana atau tidak.

Ini gagasan lama, tetapi baik kok untuk kemaslahatan negara-bangsa Endonesah. Jadi, gak usah langsung dikait-kaitkan dengan pilpres geh!

Kalau bisa sih ya di Lampung, dekat-dekat Tanjungkarang dan Liwa gitu. Biar bisa jalan kaki sambil olahraga pagi ke Ibu Kota.

Tapi, kalo gak bisa, ya saya kemarin setuju di Palangkaraya. Selain meneruskan gagasan Bung Karno, juga karena tahun 2007, saya sempat merekomendasikan Palangka menjadi Ibu Kota Endonesah di masa depan melalui Borneo News, koran tempat saya bekerja.

Nah, sejatinya inilah, inilah alasan utama saya perlu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang kembali mewacanakan pemindahan Ibu Kota dalam rapat terbatas, Senin, 29/4/2019. Beliyouwan telah mengingatkan bahwa saya pernah bekerja di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tahun 2006--2009 sebagai jurnalis Harian Borneo News.

Sebagai redaktur Mimbar (opini gak berbayar, hehee..) harian ini saya berkali-kali memuat tulisan dan surat pembaca yang membahas sejarah, kemungkinan, dan potensi Palangkaraya menjadi Ibu Kota RI.

Salah satu yang paling getol menggagas Palangkaraya Ibu Kota adalah anggota DPD RI asal Kalteng Hamdhani. Mulanya sih saya agak pesimis Palangka Ibu Kota, tetapi karena ide ini terus dibangun, saya pun berkata, "Boleh juga."

Posisi Palangka yang di tengah-tengah NKRI menjadikan kota ini sangat sentral untuk bisa menjangkau paling sudut utara-selatan-barat-timur negeri ini. Pembangunan Endonesah dalam segala bidang ipoleksosbudhankam bisa lebih komprehensif-terpadu.

Untuk meyakinkan asumsi ini, Mbak Ida Aryani dan Bang Heri Fauzi (bukan Fauzi Heri ya, hehee...) dari Borneo News Biro Palangkaraya sampai mengundang saya ke Ibu Kota Kalteng ini.

Palangkaraya ini keren. Saya berkesempatan menyaksikan Festival Isen Mulang dan pameran yang menampilkan kekayaan sumber daya Provinsi Kalteng.

Penari-penari putri yang tampil dalam festival itu putih-putih seperti muli Lampung. Tapi, untungnya saya sudah bawa anak-istri dari Lampung ke Pangkalan Bun, sehingga saya tak tergoda. Hehee...

Diajak Mbak Ida, saya juga berwisata ke tempat-tempat indah dan kuliner enak-enak di seputar Palangka.

Alhasil, saya rela Palangkaraya jadi Ibu Kota RI kelak seandainya Lampung gak kepilih. Dengan catatan, orang Borneo gak main-main asap dan bakar hutan lagi ya. Wakakak... kaakkk. []


Rabu, 1 Mei 2019

No comments:

Post a Comment