Oleh Udo Z Karzi
AKHIR pekan lalu hingga memasuki pekan-pekan ke depan mungkin , tak terhindari perbincangan warga Lampung tak bakal lepas dari sosok Wakapolda Lampung yang baru, Kombes Krishna Murti.
"Wah, Kombes Krisha ke Lampung?" seru Minan Tunja bersemangat.
Seruan Minan Tunja agaknya mewakili histeria ibu-ibu di Bumi Ruwa Jurai. Ya, tak tak hanya ibu-ibu yang geretan dengan Pak Polisi Gagah Berani ini. Komentar pun sambung-menyambung di berbagai tempat dan di berbagai waktu, baik perbincangan langsung tatap muka maupun di berbagai media dan media sosial.
Peristiwa bom di Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016, mencuatkan nama Kombes Krishna Murti, selain AKBP Untung Sangaji dan Kompol Teuku Arsya Khadafi. Krishnalah komandan yang memimpin aksi penyregapan dan pelumpuhan teroris di kawasan Sarinah dan Starbucks Coffe kala itu. Namanya mencuat karena keberhasilan polisi dalam menumpas teroris dalam beberapa menit saja.
Sosok polisi yang satu ini memang terkenal gesit dan cerdas dalam menangani setiap kasus. Krisna yang kelahiran 15 Januari 1970 adalah salah satu perwira menengah (pamen) di lingkungan Polda Metro Jaya. Komandan yang sering disapa dengan Pak Krishna ini lulusan Akpol (Akademi Kepolisian) tahun 1991. Sebelum menjabat di Direskrimum Polda Metro Jaya, ia menjabat sebagai Divhubinter Polri.
Rekan jejak karier Kombes Krishna Murti ini juga cemerlang. Sebab, ia pernah ditugaskan hingga ke PBB untuk menjadi Staf Perencanaan PBB di New York. Riwayat pendidikan Kombes Krishna Murti pun terbilang bagus. Ia ternyata memiliki gelar Master Sains. Pada 2000 Kombes Krishna dinobatkan sebagai mahasiswa lulusan terbaik PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Beberapa kali Kombes Krishna Murti juga diutus ke negara negara konflik untuk membebaskan WNI yang terjebak perang.
Wow keren, kini Direskrimum Polda Metro Jaya ini dipromosikan menjadi Wakapolda Lampung. Banyak pihak menilai duet Brigjend Ike Edwin-Kombes Krishna Murti adalah pasangan yang ideal. Yang satu merakyat dan penuh gagasan yang bersumber pada kearifan lokal, sedangkan satu muda, gesit, dan cerdas.
Namun, tak kurang juga yang meragukannya. Karakteristik begal dan kriminalitas di Lampung sangat berbeda dengan Jakarta tempat Pak Krishna ditugaskan dan menangguk sukses sebagai aparatur penjaga keamananan dan ketertiban. Makanya, ada julukan “kelompok Lampung” untuk begal di Jabodetabek tempo hari. Pinjam istilah akademisi Muhammad Harya Ramdhoni, "Ini Lampung, Pak Kombes!"
Ya, tentu saja Pak Krisha harus belajar cepat dan segera menyesuaikan sekaligus mempersiapkan diri menghadapi medan "perang" baru di Bumi Ruwa Jurai.
Selamat datang. Selamat bertugas di Lampung, Pak Krishna. Semoga prestasi Pak Krisha di Ibu Kota bisa dimodifikasi menjadi kesuksesan di Negeri Ujung Selatan Pulau Sumatera ini. Tentu sesuai dengan situasi di sini. []
~ Fajar Sumatera, Senin, 25 Juli 2016
AKHIR pekan lalu hingga memasuki pekan-pekan ke depan mungkin , tak terhindari perbincangan warga Lampung tak bakal lepas dari sosok Wakapolda Lampung yang baru, Kombes Krishna Murti.
"Wah, Kombes Krisha ke Lampung?" seru Minan Tunja bersemangat.
Seruan Minan Tunja agaknya mewakili histeria ibu-ibu di Bumi Ruwa Jurai. Ya, tak tak hanya ibu-ibu yang geretan dengan Pak Polisi Gagah Berani ini. Komentar pun sambung-menyambung di berbagai tempat dan di berbagai waktu, baik perbincangan langsung tatap muka maupun di berbagai media dan media sosial.
Peristiwa bom di Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016, mencuatkan nama Kombes Krishna Murti, selain AKBP Untung Sangaji dan Kompol Teuku Arsya Khadafi. Krishnalah komandan yang memimpin aksi penyregapan dan pelumpuhan teroris di kawasan Sarinah dan Starbucks Coffe kala itu. Namanya mencuat karena keberhasilan polisi dalam menumpas teroris dalam beberapa menit saja.
Sosok polisi yang satu ini memang terkenal gesit dan cerdas dalam menangani setiap kasus. Krisna yang kelahiran 15 Januari 1970 adalah salah satu perwira menengah (pamen) di lingkungan Polda Metro Jaya. Komandan yang sering disapa dengan Pak Krishna ini lulusan Akpol (Akademi Kepolisian) tahun 1991. Sebelum menjabat di Direskrimum Polda Metro Jaya, ia menjabat sebagai Divhubinter Polri.
Rekan jejak karier Kombes Krishna Murti ini juga cemerlang. Sebab, ia pernah ditugaskan hingga ke PBB untuk menjadi Staf Perencanaan PBB di New York. Riwayat pendidikan Kombes Krishna Murti pun terbilang bagus. Ia ternyata memiliki gelar Master Sains. Pada 2000 Kombes Krishna dinobatkan sebagai mahasiswa lulusan terbaik PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Beberapa kali Kombes Krishna Murti juga diutus ke negara negara konflik untuk membebaskan WNI yang terjebak perang.
Wow keren, kini Direskrimum Polda Metro Jaya ini dipromosikan menjadi Wakapolda Lampung. Banyak pihak menilai duet Brigjend Ike Edwin-Kombes Krishna Murti adalah pasangan yang ideal. Yang satu merakyat dan penuh gagasan yang bersumber pada kearifan lokal, sedangkan satu muda, gesit, dan cerdas.
Namun, tak kurang juga yang meragukannya. Karakteristik begal dan kriminalitas di Lampung sangat berbeda dengan Jakarta tempat Pak Krishna ditugaskan dan menangguk sukses sebagai aparatur penjaga keamananan dan ketertiban. Makanya, ada julukan “kelompok Lampung” untuk begal di Jabodetabek tempo hari. Pinjam istilah akademisi Muhammad Harya Ramdhoni, "Ini Lampung, Pak Kombes!"
Ya, tentu saja Pak Krisha harus belajar cepat dan segera menyesuaikan sekaligus mempersiapkan diri menghadapi medan "perang" baru di Bumi Ruwa Jurai.
Selamat datang. Selamat bertugas di Lampung, Pak Krishna. Semoga prestasi Pak Krisha di Ibu Kota bisa dimodifikasi menjadi kesuksesan di Negeri Ujung Selatan Pulau Sumatera ini. Tentu sesuai dengan situasi di sini. []
~ Fajar Sumatera, Senin, 25 Juli 2016
No comments:
Post a Comment