Oleh Udo Z Karzi
SUDAH saya bilang berkali-kali. "Jangan main mercon!" Eh, tetap saja orang-orang pada suka dengannya.
Sorak-sorai dan suasana penuh kegembiraan bermain petasan segera berubah duka saat mengetahui Zahra Nabila (9), warga Jalan Ir Sutami, Kampung Sukajadi, Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, tewas akibat terkena petasan di punggungnya, Jumat (2/6/2017).
Zahra yang yatim ketika itu sedang bermain petasan di dekat kediamannya. Korban tinggal bersama ibunya, Nita, dan keempat saudara perempuannya. Namun, saat kejadian korban hanya seorang diri tanpa adanya pengawasan ketika memaikan mercon tersebut.
Kabarnya, Nabila kemungkinan menyalakan petasan dan ingin melemparnya. Namun, petasan tersebut malah masuk ke dalam baju bagian belakang korban.
Waktu petasan itu masuk ke dalam bajunya, dia berlari meminta tolong ke arah ibunya dengan kondisi baju terbakar. Ibunya berusaha menyelamatkan anaknya dengan cara menyiramkan air ke korban.
Ia langsung langsung dilarikan ke Rumah Sakit Graha Husada, Bandarlampung Kamis (1/6/2017) untuk menjalani perawatan. Namun, setelah menjalani perawatan beberapa jam korban meninggal dunia paginya.
Sehari kemudian, Sabtu (3/6/2017) Ridho Romdhon meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek. Ia terkena luka bakar akibat bermain petasan di kediamannya, Kelurahan Maros, Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
Ceritanya, mercon yang ia nyalakan menyambar bensin yang sedang dituangkan ibunya. Ridho mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Sedangkan ibunya mengalami luka bakar dan tengah dirawat di rumah sakit daerah.
Sebelumnya, diduga akibat terkena ledakan mercon dua anak balita di Dusun Sumber Gunung, Desa Ambender, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten pamekasan, Jawa Timur, meninggal, setelah rumah mereka meledak, Rabu (31/5/2017). Kedua balita tersebut, yakni Alga (3) dan Anas (4). Satu korban selamat, yakni Dani (13) sedang dirawat di Puskesmas Pegantenan.
Kapolsek Pegantenan AKP Puryanto mengatakan, ledakan mercon terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. “Dugaan sementara, rumah mereka meledak akibat Mercon yang disimpan di dalamnya, namun kami akan selidiki untuk mengetahui apa penyebab pasti kejadian ini,” jelasnya.
Jadi, saya mau bilang apa, kalau sudah kejadian. Semoga segala ucapan keprihatinan dan ungkapan penyesalan saya bukan sekadar basa-basi.
Dan, yang paling penting adalah menghentikan kesukaan main petasan. Sebab, bagaimana pun petasan adalah bom mini, yang tetap berbahaya bagi sesiapa pun. Disimpan pun tetap berbahaya karena sewaktu-waktu bisa meledak.
Masihkah kita tidak menyadari sesuatu yang mengancam dari mainan bernama mercon atau petasan? []
Fajar Sumatera, Senin, 6 Juni 2017
SUDAH saya bilang berkali-kali. "Jangan main mercon!" Eh, tetap saja orang-orang pada suka dengannya.
Sorak-sorai dan suasana penuh kegembiraan bermain petasan segera berubah duka saat mengetahui Zahra Nabila (9), warga Jalan Ir Sutami, Kampung Sukajadi, Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, tewas akibat terkena petasan di punggungnya, Jumat (2/6/2017).
Zahra yang yatim ketika itu sedang bermain petasan di dekat kediamannya. Korban tinggal bersama ibunya, Nita, dan keempat saudara perempuannya. Namun, saat kejadian korban hanya seorang diri tanpa adanya pengawasan ketika memaikan mercon tersebut.
Kabarnya, Nabila kemungkinan menyalakan petasan dan ingin melemparnya. Namun, petasan tersebut malah masuk ke dalam baju bagian belakang korban.
Waktu petasan itu masuk ke dalam bajunya, dia berlari meminta tolong ke arah ibunya dengan kondisi baju terbakar. Ibunya berusaha menyelamatkan anaknya dengan cara menyiramkan air ke korban.
Ia langsung langsung dilarikan ke Rumah Sakit Graha Husada, Bandarlampung Kamis (1/6/2017) untuk menjalani perawatan. Namun, setelah menjalani perawatan beberapa jam korban meninggal dunia paginya.
Sehari kemudian, Sabtu (3/6/2017) Ridho Romdhon meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek. Ia terkena luka bakar akibat bermain petasan di kediamannya, Kelurahan Maros, Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
Ceritanya, mercon yang ia nyalakan menyambar bensin yang sedang dituangkan ibunya. Ridho mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Sedangkan ibunya mengalami luka bakar dan tengah dirawat di rumah sakit daerah.
Sebelumnya, diduga akibat terkena ledakan mercon dua anak balita di Dusun Sumber Gunung, Desa Ambender, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten pamekasan, Jawa Timur, meninggal, setelah rumah mereka meledak, Rabu (31/5/2017). Kedua balita tersebut, yakni Alga (3) dan Anas (4). Satu korban selamat, yakni Dani (13) sedang dirawat di Puskesmas Pegantenan.
Kapolsek Pegantenan AKP Puryanto mengatakan, ledakan mercon terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. “Dugaan sementara, rumah mereka meledak akibat Mercon yang disimpan di dalamnya, namun kami akan selidiki untuk mengetahui apa penyebab pasti kejadian ini,” jelasnya.
Jadi, saya mau bilang apa, kalau sudah kejadian. Semoga segala ucapan keprihatinan dan ungkapan penyesalan saya bukan sekadar basa-basi.
Dan, yang paling penting adalah menghentikan kesukaan main petasan. Sebab, bagaimana pun petasan adalah bom mini, yang tetap berbahaya bagi sesiapa pun. Disimpan pun tetap berbahaya karena sewaktu-waktu bisa meledak.
Masihkah kita tidak menyadari sesuatu yang mengancam dari mainan bernama mercon atau petasan? []
Fajar Sumatera, Senin, 6 Juni 2017