Oleh Udo Z. Karzi
KATA-KATA terkadang tak lebih sekadar "hiburan" belaka di antara bertimbun-timbun masalah yang tengah menggelayuti kita. Coba baca ini:
"Pesisir Bandar Lampung berpotensi dikembangkan menjadi pelabuhan internasional kelas dunia. Hal itu dilihat dari kondisi fisik dan kedalaman pesisir. Konsep kota tepi air (water front city--WFC) yang diprogramkan Wali Kota Eddy Sutrisno bisa mendukung pelabuhan internasional kelas dunia."
Potensi bernama pelabuhan internasional kelas dunia itu rupanya baru sekadar mimpi, yang entah kapan akan mewujud. Saat ini, yang nyata terjadi sehubungan dengan rencana penataan wilayah pesisir Bandar Lampung adalah bagaimana masalah sosial-ekonomi-budaya menggelayuti kebijakan water front city (WFC) Bandar Lampung ini yang kalau tidak diselesaikan akan terus menjadi persoalan.
Disebabkan potensi pula, Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. meminta pemerintah daerah otonomi baru (DOB) di Lampung untuk lebih kreatif dalam memaksimalkan potensi pendapatan asli daerah (PAD) nya masing-masing. Kenyataannya, justru karena potensi itulah daerah-daerah itu jadi terlena: tidur dan tak merasa perlu kerja keras!
Di bidang olahraga, Pemerintah Provinsi Lampung diharapkan menaruh perhatian besar dalam upaya peningkatan prestasi. Sebab, Lampung memiliki potensi melahirkan pemain-pemain andal, seperti pada era 1980-an. Potensi itu, aduh... rupanya hanya masa lalu. Cuma nostalgia. Entah kapan masa itu bisa kembali.
Meskipun begitu, bagus juga minum teh hijau. Sebab, banyak penelitian yang mengungkap khasiat teh hijau bagi kesehatan. Baru-baru ini, ditemukan satu lagi manfaat teh hijau yang potensial bagi kesehatan mata.
Tapi, mesti hati-hati juga. Dinas Pendidikan Provinsi Lampung siap bekerja sama dengan Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Unila untuk menanggulangi siswa yang berpotensi stres, akibat gagal lulus ujian nasional. Astaga, banyak potensi malah bikin linglung.
Minan Tunja mau sih cuma ngeledek Mat Puhit. "Mat, kamu itu punya potensi kaya lo."
"Iya, tapi nggak punya kesempatan," sambar Pithagiras.
"Bukan... Nggak punya bakat...," tambah Mamak Kenut.
Itu sih poten... siaal... Hahahaa....
Lampung Post, Sabtu, 8 Mei 2010
No comments:
Post a Comment