Wednesday, July 3, 2013

Warisan Pemikiran

Oleh Udo Z. Karzi


WARTAWAN bisa mewariskan pemikiran, tak hanya pada anak-cucunya, tetapi juga kepada generasi bangsa. Begitu kira-kira ucapan ustad dalam sebuah acara.

Bukannya mendengarkan ceramah, di belakang malah ada diskusi yang lebih seru.

"Ya nggak harus wartawanlah yang mampu mewariskan pemikiran. Orang-orang biasa bisa pula mentranfer pemikirannya kepada anak-anaknya dan kepada orang lain," Radin Mak Iwoh protes.

"Pemikiran apa, Radin?" sambah Mat Puhit.

"Ya, apa saja. Asal pemikiran itu benar dan baik," kata Radin Mak Iwoh. 

"Hehee... kalau itu sih semua orang, Radin," kata Mat Puhit lagi. "Yang dimaksudkan adalah pemikiran besar, pemikiran tentang negara-bangsa, pemikiran yang jauh melampaui zamannya, serta mampu menginspirasi anak bangsa."

"Nah, itulah kelebihan wartawan. Mereka mampu menuliskan segala sesuatu agar bisa memberikan manfaatnya kepada masyarakat banyak. Pena wartawan menjadi cermin kehidupan masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak," Udien bersemangat.

"Ala, Dien. Wartawan kayak kau memang pemikiran macam apa pula yang kau dapat kau wariskan," ledek Minan Tunja.

"Ya, banyak...," jawaban Udien mengambang. Soalnya dia sendiri tidak yakin bisa mengawetkan gagasan-gagasan briliannya.

"Ah, berlebihan. Emang pemikiran apa yang disumbangkan wartawan kalau jurnalisme yang dianut adalah jurnalisme cipratan ludah, jurnalisme yang hanya mengutip-ngutip omongan pejabat belaka tetapi jauh dari realitas yang berlaku di ranah realitas?" Pithagoras tak mau kalah.

"Ini saya baca judul-judul berita: 'Guru harus disiplin', 'Parpol akan Tindak Lanjuti Laporan Masyarakat', 'Sikap antikorupsi perlu ditanamkan sejak dini', dst. Kenyataannya, (semoga tidak!) kinerja guru-guru makin payah, parpol mana mau meneruskan aspirasi rakyat kalau merugikan partai, korupsi semakin merajalela meski diberitakan koran," kata Mat Puhit.

"Pemikiran apa itu. Pemikiran cara menjadi maling besar? Maling mana bisa mengajarkan kejujuran."

Semua pada diam.

Mamak Kenut yang dari tadi diam saja cuma bilang,"Pemikiran -- mau besar mau kecil -- hanya bisa diwariskan wartawan yang berpikir, yang punya pemikiran, dan kemudian menuliskan pemikirannya itu!"

Wah, tidak gampang ternyata. n


Lampung Post, Rabu, 3 Juli 2013

No comments:

Post a Comment