Oleh Udo Z Karzi
ORANG kampung saya benar mengatakan: "Ngupi pai!" Oleh sebab itu mereka mereka tidak suka -- dan memang tidak bisa -- melakukan kupi paste. :)
Orang-orang kota memang suka ngopi, sehingga wajar jika sering melakukan copy paste. (Nyambung gak ya? Hehee...)
Dalam dunia kreatif atau tulis-menulis, copy paste yang diterjemahkan dengan plagiat, mencontek, atau apalah. menjadi barang terlarang. Haram hukumnya seorang penulis atau seniman melakukan copy paste.
Tapi, konon katanya China, Korea, dan Jepang justru bisa maju karena melakukan copy paste. Karena itu, sangat dianjurkan bagi sesiapa pun untuk melakukan copy paste demi kemajuan dan kesejahteraan. Tapi, lebih bagus lagi copy paste modifications. Ambil lalu terapkan dengan modifikasi (disingkat: ATM).
O, begitukah?
***
Aih sudahlah. Sekarang coba dengar percakapan soal kopi paling enak.
"Kopi apa yang paling enak?"
"Kopi yang gratis!"
"Ah, ... yang benarlah."
"Ya, benar. Saya ngopi sejak lahir. Ngunduh dari kebun sendiri. Jadi, ya gratis."
"Sekarang masih gratis?"
"Masih. Tapi, kadang-kadang kalau dikirim dari Liwa. Kalau saya sendiri yang bawa dari Liwa, ya beli. Hehee..."
"Katanya punya kebon kopi.
"Ya, duluu.... punya nenek moyang."
"Sekarang? Kebonnya gak ada yang urus."
***
"Kamu kan sering jalan-jalan. Coba kopi apa yang paling enak?"
"Ya kopi Lampunglah."
"Kalo saya suka kopi ... (nyebutin asal kopi)."
"Orang Lampung kok malah suka kopi ... (asal kopi tetap dirahasiakan takut dikira promo)?"
"Ini soal cita-rasa lo. Emang enak kopi... (asal kopi tetap nggak nggak boleh disebutin)."
"Ala, kamu belum tahu cara minum kopi yang bener aja. Makanya bilang bilang kopi... (asal kopi ada deh!) lebih enak."
"Emang cara yang paling enak ngopi gimana?"
"Nggak tahu."
"Nggak tahu caranya, kok berani bilang kopi Lampung yang paling enak."
"Ya, saya fanatik aja. Sejak lahir saya minum kopi Lampung kok."
"Itu kan kopi robusta?"
"Nggak ngerti. Pokoknya kopi Lampung."
***
"Katanya kopi Liwa kopi paling enak ya?"
"Nggak ah."
"Lo. Kemarin katanya fanatik kopi Lampung..."
"Sekarang kopi Liwa nggak enak lagi."
"Kok bisa?"
"Saya nggak dikirimi lagi kopi Liwa."
"Lawang niku."
"Hahaa..." []
~ Fajar Sumatera, Jumat, 9 Desembar 2016
ORANG kampung saya benar mengatakan: "Ngupi pai!" Oleh sebab itu mereka mereka tidak suka -- dan memang tidak bisa -- melakukan kupi paste. :)
Orang-orang kota memang suka ngopi, sehingga wajar jika sering melakukan copy paste. (Nyambung gak ya? Hehee...)
Dalam dunia kreatif atau tulis-menulis, copy paste yang diterjemahkan dengan plagiat, mencontek, atau apalah. menjadi barang terlarang. Haram hukumnya seorang penulis atau seniman melakukan copy paste.
Tapi, konon katanya China, Korea, dan Jepang justru bisa maju karena melakukan copy paste. Karena itu, sangat dianjurkan bagi sesiapa pun untuk melakukan copy paste demi kemajuan dan kesejahteraan. Tapi, lebih bagus lagi copy paste modifications. Ambil lalu terapkan dengan modifikasi (disingkat: ATM).
O, begitukah?
***
Aih sudahlah. Sekarang coba dengar percakapan soal kopi paling enak.
"Kopi apa yang paling enak?"
"Kopi yang gratis!"
"Ah, ... yang benarlah."
"Ya, benar. Saya ngopi sejak lahir. Ngunduh dari kebun sendiri. Jadi, ya gratis."
"Sekarang masih gratis?"
"Masih. Tapi, kadang-kadang kalau dikirim dari Liwa. Kalau saya sendiri yang bawa dari Liwa, ya beli. Hehee..."
"Katanya punya kebon kopi.
"Ya, duluu.... punya nenek moyang."
"Sekarang? Kebonnya gak ada yang urus."
***
"Kamu kan sering jalan-jalan. Coba kopi apa yang paling enak?"
"Ya kopi Lampunglah."
"Kalo saya suka kopi ... (nyebutin asal kopi)."
"Orang Lampung kok malah suka kopi ... (asal kopi tetap dirahasiakan takut dikira promo)?"
"Ini soal cita-rasa lo. Emang enak kopi... (asal kopi tetap nggak nggak boleh disebutin)."
"Ala, kamu belum tahu cara minum kopi yang bener aja. Makanya bilang bilang kopi... (asal kopi ada deh!) lebih enak."
"Emang cara yang paling enak ngopi gimana?"
"Nggak tahu."
"Nggak tahu caranya, kok berani bilang kopi Lampung yang paling enak."
"Ya, saya fanatik aja. Sejak lahir saya minum kopi Lampung kok."
"Itu kan kopi robusta?"
"Nggak ngerti. Pokoknya kopi Lampung."
***
"Katanya kopi Liwa kopi paling enak ya?"
"Nggak ah."
"Lo. Kemarin katanya fanatik kopi Lampung..."
"Sekarang kopi Liwa nggak enak lagi."
"Kok bisa?"
"Saya nggak dikirimi lagi kopi Liwa."
"Lawang niku."
"Hahaa..." []
~ Fajar Sumatera, Jumat, 9 Desembar 2016
No comments:
Post a Comment