Wednesday, August 19, 2009

Merdeka Kok Belum 'Ngopi'

Oleh Udo Z. Karzi

APALAH arti merdeka kalau di kantong tak ada uang sekadar buat beli bensin atau sekadar buat ngopi di warung. Sebab, merdeka berarti kita bebas dari kemiskinan, antibokek, dan bebas membeli yang kita butuhkan.

Walah, merdeka kok malah dimintai uang sumbangan untuk tujuh belasan. Ada yang jualan stiker sampai Rp20 ribu. Katanya sukarela. Tapi kok main paksa. Gimana mau merdeka kalau uang hana-hana ni malah harus melayang ke tangan reman.

Katanya sih merdeka. Tapi di mana-mana orang-orang kok main paksa. Kalau nggak ya risikonya nggak kecil. Minimal benjut atau terjadi pertumpahan ludah di jalan-jalan. Harusnya merdeka ya ada yang kasih kita rezeki tak disangka-sangka ya cukuplah buat beli permen atau sekadar ngopi di warung.

Merdeka! Biasanya yang paling kenceng teriaknya para politisi. Merdeka itu sip mantap. Enak to... ya iyalah bagi para anggota Dewan yang dilantik kemarin. Kemerdekaan bagi legislator ya bebas mengatur anggaran dan menggunakannya sebesar-besarnya untuk kepentingan (wakil) rakyat.

(Ah, itu kan anggota Dewan yang dulu. Anggota Dewan yang akan datang sih... mungkin lebih parah).

Merdeka bagi sopir angkot adalah kalau bisa sukses mengejar setoran dan lolos dari palakan preman. Penjual gorengan bilang merdeka kalau pisang, tahu, tempe, singkong, ubi, bakwan ludas. Polisi teriak merdeka kala beri tanda tabek untuk kemudian memasukkan tangan ke saku hasil nego dengan pengemudi yang sedang sial.

Guru-guru pun ikut berdoa merdeka saat pemerintah mengumumkan kenaikan gaji dan siswa-siswa telah membayar uang komite sekolah tanpa banyak protes. Sekolah bagus memang mahal.

Akhirnya, anak putus sekolah merdeka karena berbagai biaya melambung tinggi berbanding terbalik dengan penghasilan bapaknya yang petani, terlepas dari segala beban penjajahan pendidikan.

Dulu sih merdeka itu bebas dari penjajah. Preambul UUD 1945 bilang begini: Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan... dst.

Merdeka! Eh, masak ada yang ingin merdeka dengan mengabaikan kemerdekaan orang lain. Masak ada merdeka memeras, merdeka mencuri, merdeka mengambil hak orang lain, merdeka korupsi, merdeka menginjak-injak orang kecil. Merdeka apa itu?

Masak merdeka kok malah buat kita-kita susah. Masak merdeka kok buat kita miskin. Merdeka buat kita tambah bodoh. Merdeka kok buat kita tambah nggak bebas.

"Merdeka kok belum ngopi?" kata Mamak Kenut.


Lampung Post, Rabu, 19 Agustus 2009

No comments:

Post a Comment