Oleh Udo Z. Karzi
JIMMY Alibaba. Jangan macam-macam ini orang penting di kantor Udien. "Saya nggak pernah takut kalau ada serangan. Soalnya ada Jimmy yang bertindak sebagai pengaman dan pendamai," kata Udien tentang komputer jangkriknya yang suka hang, error, atau ngadat.
Bukan Jimmy ini yang dimaksud, melainkan Jimmy Carter Presiden Amerika Serikat (AS) ke-39 (1977-1981) dari Partai Demokrat. Lahir sebagai James Earl Carter, Jr. di Plains, Georgia, 1 Oktober 1924, Jimmy Carter adalah penerima Nobel Perdamaian 2002. Sebelum menjadi presiden, Carter selama dua periode menjabat Senat Georgia dan Gubernur Georgia yang ke-76 (1971 - 1975).
Salah satu kejadian kontroversial semasa ia menjabat presiden adalah penyanderaan warga Amerika selama kurang lebih 450 hari di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, Iran dan berakhirnya perselisihan antara Mesir dan Israel.
***
Ayatullah Khomeini yang bernama lengkap Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Teheran, Iran, 3 Juni 1989. Ia adalah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama (1979-1989). Ia belajar teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom. Di sinilah ia mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi. Dibuang ke Turki, pindah ke Irak, lalu ke Paris sembari terus menggelorakan perlawanan sampai kemudian menjadi Pemimpin Spiritual Iran pada 1979.
***
Nah, M. Jimmy Khomeini Erchan, anggota DPRD Bandar Lampung (2009-2014) dari Partai Gerindra menggabungkan dua nama dahsyat ini. "Orang tua saya ingin saya seperti Jimmy Carter dan Ayatullah Khomeini," kata Jimmy Khomeini kepada wartawan suatu kali.
Pria kelahiran Bandar Lampung, 7 April 1980 ini pekan-pekan terakhir ini bikin cerita seru. Tidak ada kaitannya dengan fungsi dan perannya sebagai legislator, tetapi sisi lain yang membuatnya layiknya selebrintik.
Seperti dilaporkan Udien, Satuan Reserse Narkoba menangkapnya anggota Komisi A bersama tiga orang lainya tengah pesta narkoba di sebuah tempat, Jumat, 11 Januari 2013.
Kisahnya bertambah menarik karena sehari setelah ditangkap, Polresta Bandar Lampung melepas tiga (salah satunya Jimmy) dari empat tersangka pengguna narkoba. Badan Kehormatan (BK) DPRD Bandar Lampung pun bersikap ragu-ragu terhadap kasus ini.
Lalu, pelisi menyatakan hasil tes urine Jimmy positif mengandung narkoba. Tapi Jimmy bilang, "Saya tidak pakai sabu!" Itu ditegaskannya berkali-kali.
Konon, tes urine terhadap empat orang itu dinyatakan positif mengandung narkoba, tetapi polisi hanya menetapkan Yan Petot sebagai tersangka.
Dan benar -- dari gelar perkara di Mapolres Bandar Lampung, Jumat, 18 Januari 2013 -- Jimmy dan dua rekannya yang terbukti mengonsumsi narkoba tak dapat dipidana dengan alasan tak cukup bukti.
***
Bagaimana kisah selanjutnya? Biarlah Jimmy dan Khomeini yang punya cerita yang meneruskannya... n
Lampung Post, Rabu, 23 Januari 2013
JIMMY Alibaba. Jangan macam-macam ini orang penting di kantor Udien. "Saya nggak pernah takut kalau ada serangan. Soalnya ada Jimmy yang bertindak sebagai pengaman dan pendamai," kata Udien tentang komputer jangkriknya yang suka hang, error, atau ngadat.
Bukan Jimmy ini yang dimaksud, melainkan Jimmy Carter Presiden Amerika Serikat (AS) ke-39 (1977-1981) dari Partai Demokrat. Lahir sebagai James Earl Carter, Jr. di Plains, Georgia, 1 Oktober 1924, Jimmy Carter adalah penerima Nobel Perdamaian 2002. Sebelum menjadi presiden, Carter selama dua periode menjabat Senat Georgia dan Gubernur Georgia yang ke-76 (1971 - 1975).
Salah satu kejadian kontroversial semasa ia menjabat presiden adalah penyanderaan warga Amerika selama kurang lebih 450 hari di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, Iran dan berakhirnya perselisihan antara Mesir dan Israel.
***
Ayatullah Khomeini yang bernama lengkap Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Teheran, Iran, 3 Juni 1989. Ia adalah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama (1979-1989). Ia belajar teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom. Di sinilah ia mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi. Dibuang ke Turki, pindah ke Irak, lalu ke Paris sembari terus menggelorakan perlawanan sampai kemudian menjadi Pemimpin Spiritual Iran pada 1979.
***
Nah, M. Jimmy Khomeini Erchan, anggota DPRD Bandar Lampung (2009-2014) dari Partai Gerindra menggabungkan dua nama dahsyat ini. "Orang tua saya ingin saya seperti Jimmy Carter dan Ayatullah Khomeini," kata Jimmy Khomeini kepada wartawan suatu kali.
Pria kelahiran Bandar Lampung, 7 April 1980 ini pekan-pekan terakhir ini bikin cerita seru. Tidak ada kaitannya dengan fungsi dan perannya sebagai legislator, tetapi sisi lain yang membuatnya layiknya selebrintik.
Seperti dilaporkan Udien, Satuan Reserse Narkoba menangkapnya anggota Komisi A bersama tiga orang lainya tengah pesta narkoba di sebuah tempat, Jumat, 11 Januari 2013.
Kisahnya bertambah menarik karena sehari setelah ditangkap, Polresta Bandar Lampung melepas tiga (salah satunya Jimmy) dari empat tersangka pengguna narkoba. Badan Kehormatan (BK) DPRD Bandar Lampung pun bersikap ragu-ragu terhadap kasus ini.
Lalu, pelisi menyatakan hasil tes urine Jimmy positif mengandung narkoba. Tapi Jimmy bilang, "Saya tidak pakai sabu!" Itu ditegaskannya berkali-kali.
Konon, tes urine terhadap empat orang itu dinyatakan positif mengandung narkoba, tetapi polisi hanya menetapkan Yan Petot sebagai tersangka.
Dan benar -- dari gelar perkara di Mapolres Bandar Lampung, Jumat, 18 Januari 2013 -- Jimmy dan dua rekannya yang terbukti mengonsumsi narkoba tak dapat dipidana dengan alasan tak cukup bukti.
***
Bagaimana kisah selanjutnya? Biarlah Jimmy dan Khomeini yang punya cerita yang meneruskannya... n
Lampung Post, Rabu, 23 Januari 2013