Thursday, January 3, 2013

Idiot-logi

Oleh Udo Z. Karzi

SIAP-SIAP, 2013 adalah tahun pelitik. Orang-orang tambah mabuk kuasa. Kalau tahun-tahun sebelumnya sudah banyak pelitikus kagetan -- pinjam omongannya Garin Nugroho -- maka tahun ini semakin banyak pelitikus kagetan.

Ciri-ciri pelitikus kagetan, menurut Garin, adalah pelitikus yang tidak siap menghidupi negara besar ini. Pelitikus ini hanya menghidupi kepentingan kecil kekuasaan itu sendiri untuk dirinya sendiri sehingga pekerjaan rumah mereka hanya sibuk dengan politik menyelamatkan kekuasaan mereka.

"Itulah kalau ber-pelitik tanpa ideologi," kata Jum'an Farozi.

"Ah, nggak juga. Ideologi mereka jelas kok," bela Radin Mak Iwoh.

"Apa? Duit?" sahut Minan Tunja sinis.

"Adalah Daniel Bell yang menyatakan "kematian ideologi" (the end of ideology) pada 1060-an," kata Mat Puhit.

"Sok pandai niku. Memang, apa kata Daniel," sambar Pithagiras.

"Mamak Daniel bilang, kapitalisme saat ini telah menggurita dan menghegemoni. Artinya, ideologi lain telah dianggapnya mati dan tak berdaya."

"Tu kan, apa saya bilang, pelitikus-pelitikus kagetan ini mestilah berhitungnya untung rugi melulu," kata Minan Tunja.

"Cilaka betul. Masa main pelitik kok cuma cari sumber daya belaka," sambar Udien.

"Tapi, itu kan faktanya. Mana mungkin orang rebutan jadi pemimpin kalau nggak soal duit. Buat ngerebut juga pakai duit juga. Kalau jadi, ya harus bisa mengembalikan dana yang sudah dikeluarkan," terang Radin Mak Iwoh.

"Akibatnya pelitik-nya kotor."

"Namanya juga pelitik. Mana bisa main lurus..."

"Kalau ber-pelitik yang sopanlah, kalau bertindak pakai etikalah, kalau berdemo yang tertiblah..."

"Dasar idiot!" maki Mat Puhit.

"Nah, itu... Pelitikus kebanyakan pakai idiot-logi," kata Mamak Kenut.

Agui kidah!


Lampung Post, Kamis, 3 Januari 2013

No comments:

Post a Comment