Thursday, June 12, 2014

12 Juni

Oleh Udo Z. Karzi


DETIK demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari adalah perjalanan. Ada peristiwa, ada kelahiran, ada kematian, dan ada perayaan.

Wikipedia mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada 12 Juni: Perang Menteng pecah antara pihak Belanda dan Kesultanan Palembang yang dipimpin Sultan Mahmud Badaruddin II (1819); Prancis mulai kolonisasi Aljazair dengan mendaratkan 34 ribu pasukan 27 kilometer dari ibu kota Aljir (1830); bangsa Filipina menyatakan kemerdekaannya dari Spanyol (1898); pada ulang tahunnya yang ketiga belas, Anne Frank mulai menulis buku hariannya pada masa pendudukan Nazi di Belanda (1942).

Lalu, Afrika Selatan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Nelson Mandela (1964); Boris Yeltsin terpilih sebagai presiden Rusia (1991); petinju legendaris Mike Tyson menyatakan mundur dari dunia tinju, setelah kekalahan yang memalukan dari petinju tak terkenal asal Irlandia, Kevin McBride (2005); dan akhir kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran 2009—2010 di Indonesia (2010).

Pada 12 Juni lahir George H.W. Bush, presiden Amerika Serikat ke-41 (1924); Anne Frank, gadis Yahudi yang dibunuh pasukan Nazi dan terkenal lewat buku hariannya (1929), ia mati 1945); dan Andranik Markaryan, Perdana Menteri Armenia (1951).

Pada 12 Juni pula kita kehilangan tokoh-tokoh yang sangat menginspirasi: Frédéric Passy, ahli ekonomi asal Prancis, penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (1912); Masayoshi Ohira, perdana Menteri Jepang (1980); Karl von Frisch, ahli zoologi asal Austria, penerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran (1982); Jiroemon Kimura, orang tertua di dunia asal Jepang (2013); dan Djafar Assegaff, wartawan senior Indonesia, mantan Dubes RI untuk Vietnam (2013).

Pada 12 Juni 1992, kaum muslim merayakan Iduladha 1412 Hijriah dan 12 Juni 2011 adalah hari Pentakosta.

Hari ini, 12 Juni 2014, rencananya calon presiden Joko Widodo mengunjungi Lampung dan pembukaan Piala Dunia 2014 di Brasil yang berlangsung hingga 15 Juli nanti.

***

Ah, ini cuma catatan dari hari ke hari. Karena hari ini tanggal 12 Juni, 12 Junilah yang menjadi contoh. Hari ini setahun yang lalu, hari ini sepuluh tahun yang lalu, hari ini seabad yang lalu adalah boleh jadi adalah hari yang penuh arti, hari yang sangat bersejarah, hari yang selalu diingat-ingat.

Namun, bisa jadi sebaliknya, hari ini setahun yang lalu, hari ini sepuluh tahun yang lalu, hari ini seabad yang lalu bisa sebaliknya malah hari yang biasa saja, hari yang tak meninggalkan jejak apa-apa, hari yang tidak dingat atau malah sengaja dilupakan karena penuh kekelaman, penuh kepedihan, dan penuh luka mendalam. Bung Karno bilang, “Jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).”

Begitu juga hari ini tahun depan, hari ini sepuluh tahun lagi, hari ini seabad kemudian... tak ada yang bisa meramal, tetapi setidaknya kita bisa merancang. Tergantung, apa yang kita perbuat hari ini. Itulah sejarah masa depan!

Orang bijak pun berkata, "Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, dan hari ini adalah berkah." Bagi yang lebih optimistis akan berujar, "Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan, dan esok adalah harapan."

Dengarlah seorang ayah yang memarahi anaknya. "Kamu ini, sekula mak haga, ngaji mak harga. Mau jadi apa kamu nanti? Ayahmu ini dulu..." Jadi, urut-urutan dimensinya adalah masa kini—masa depan—masa lalu.

Ya, benarlah lakukan apa yang bisa dilakukan hari ini untuk menjemput hari esok dengan tetap belajar dari hari-hari yang telah berlalu. n


Lampung Post, Kamis, 12 Juni 2014

No comments:

Post a Comment