Oleh Udo Z Karzi
MENGIKUTI kampanye pilpres, terutama kampanye hitam, dari berbagai media capek juga. Tambah mak jelas aja. Mana yang hebat, mana yang kurang hebat (bukan biasa saja!) sulit dibedakan. Mana yang benar, mana yang kurang benar (bukan salah) semakin kabur. Mana yang baik, mana yang kurang baik (bukan buruk) semakin buram. Mana yang bagus, mana yang kurang bagus (bukan jelek) semakin gelap.
Jangan-jangan Prabowow dan Jokowow sama-sama hebat, sama-sama benar, sama-sama baik, sama-sama bagus... sama-sama wow.
Jadi mana dong yang dipilih?
"Belum tahu nih!"
"Kalo saya enggak ngaruh."
"Ntar lagi mikir-mikir..."
Tapi begitu nanya ke Mat Puhit, pilih yang mana, dia jawab, "Saya jagokan Brasil!"
Huhuu...
Aduh, ini pilpres, sayang. Bukan Piala Dunia...
"Capek ah baca ato nonton pilpres. Bikin mumet aja," sambung Mat Puhit.
"Benar juga, kalo disuruh pilih mana, nonton pilpres atau nonton sepak bola, saya juga lebih suka liat bola," sambung Udien.
Ya, untung ada Piala Dunia. Siapa sih yang enggak tersihir dengan euforia sepak bola. Meskipun timnas kita belum juga bisa bertarung dalam perhelatan Piala Dunia, bahkan untuk Asia pun belum, negeri ini termasuk penggila bola juga. Ah, bukan cuma kita. Tapi hampir semua orang di dunia ini gila bola.
***
Demam Piala Dunia terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Brasil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Patriotisme merasuki penggemar sepak bola di Inggris sehingga mereka menghias rumah dan tempat usaha sedemikian rupa sebagai bentuk dukungan untuk The Three Lions di Piala Dunia. Demam Piala Dunia meredam hiruk pikuk politik Lebanon.
Demam Piala Dunia memengaruhi karnaval budaya di Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu (8/6). Pergelaran budaya bertajuk Ayula Karnaval 2014 itu mengangkat tema World Cup 2014. Tak heran, para peserta karnaval dengan balutan busana karawo menampilkan motif bendera peserta pesta sepak bola sejagat.
Untuk semakin menyemarakkan perhelatan pertandingan bola antarnegara empat tahunan ini, beberapa warga di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, memasang pernak-pernik lambang masing-masing negara yang mereka jagokan menjadi juara.
Ah, itu baru sebagian kecil saja dari pernak-pernik demam Piala Dunia. Pokoknya seru deh.
***
Untung ada Piala Dunia. Sehingga, kita tak sampai bosan, apalagi sampai lupa, ada pilpres. Hehee...
Satu lagi, untung ada Piala Dunia sehingga sahur kita nanti saat Ramadan menjadi meriah dengan pertandingan sepak bola.
"Tapi maaf, keasyikan Anda menonton Piala Dunia, terganggu," kata PLN yang sewaktu-waktu suka mematikan listrik.
Ya, enggak ada jaminan nggak mati listrik waktu nonton bola di tivi. Sialan juga PLN ini. n
Lampung Post, Jumat, 13 Juni 2014
MENGIKUTI kampanye pilpres, terutama kampanye hitam, dari berbagai media capek juga. Tambah mak jelas aja. Mana yang hebat, mana yang kurang hebat (bukan biasa saja!) sulit dibedakan. Mana yang benar, mana yang kurang benar (bukan salah) semakin kabur. Mana yang baik, mana yang kurang baik (bukan buruk) semakin buram. Mana yang bagus, mana yang kurang bagus (bukan jelek) semakin gelap.
Jangan-jangan Prabowow dan Jokowow sama-sama hebat, sama-sama benar, sama-sama baik, sama-sama bagus... sama-sama wow.
Jadi mana dong yang dipilih?
"Belum tahu nih!"
"Kalo saya enggak ngaruh."
"Ntar lagi mikir-mikir..."
Tapi begitu nanya ke Mat Puhit, pilih yang mana, dia jawab, "Saya jagokan Brasil!"
Huhuu...
Aduh, ini pilpres, sayang. Bukan Piala Dunia...
"Capek ah baca ato nonton pilpres. Bikin mumet aja," sambung Mat Puhit.
"Benar juga, kalo disuruh pilih mana, nonton pilpres atau nonton sepak bola, saya juga lebih suka liat bola," sambung Udien.
Ya, untung ada Piala Dunia. Siapa sih yang enggak tersihir dengan euforia sepak bola. Meskipun timnas kita belum juga bisa bertarung dalam perhelatan Piala Dunia, bahkan untuk Asia pun belum, negeri ini termasuk penggila bola juga. Ah, bukan cuma kita. Tapi hampir semua orang di dunia ini gila bola.
***
Demam Piala Dunia terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Brasil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Patriotisme merasuki penggemar sepak bola di Inggris sehingga mereka menghias rumah dan tempat usaha sedemikian rupa sebagai bentuk dukungan untuk The Three Lions di Piala Dunia. Demam Piala Dunia meredam hiruk pikuk politik Lebanon.
Demam Piala Dunia memengaruhi karnaval budaya di Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu (8/6). Pergelaran budaya bertajuk Ayula Karnaval 2014 itu mengangkat tema World Cup 2014. Tak heran, para peserta karnaval dengan balutan busana karawo menampilkan motif bendera peserta pesta sepak bola sejagat.
Untuk semakin menyemarakkan perhelatan pertandingan bola antarnegara empat tahunan ini, beberapa warga di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, memasang pernak-pernik lambang masing-masing negara yang mereka jagokan menjadi juara.
Ah, itu baru sebagian kecil saja dari pernak-pernik demam Piala Dunia. Pokoknya seru deh.
***
Untung ada Piala Dunia. Sehingga, kita tak sampai bosan, apalagi sampai lupa, ada pilpres. Hehee...
Satu lagi, untung ada Piala Dunia sehingga sahur kita nanti saat Ramadan menjadi meriah dengan pertandingan sepak bola.
"Tapi maaf, keasyikan Anda menonton Piala Dunia, terganggu," kata PLN yang sewaktu-waktu suka mematikan listrik.
Ya, enggak ada jaminan nggak mati listrik waktu nonton bola di tivi. Sialan juga PLN ini. n
Lampung Post, Jumat, 13 Juni 2014
No comments:
Post a Comment