Tuesday, June 29, 2010

Daerah Tujuan Studi Banding

Oleh Udo Z. Karzi

RIBUT-RIBUT menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) di Negarabatin. Baiknya kita berdoa saja agar pilkada berjalan aman dan damai. Luber (langsung, umum, bebas, dan rahasia) gitu. Soal jurdil (jujur dan adil), entahlah... Sebab, jauh-jauh hari sudah ada peringatan keras: Pilkada rawan kecurangan!

Tak usahlah mendiskusikan berbagai gejala negatif dalam penyelenggaraan pilkada. Capek deh. Lagi-lagi kesimpulannya, pilkada gagal menghasilkan kepemimpinan yang baik dalam arti kepemimpinan mampu mewujudkan sebuah masyarakat yang sejahtera (welfare state).

Keluhan tentang kegagalan rakyat dalam memilih pemimpin jelas akan panjang sekali kalau hendak dituliskan. Demokrasi dalam pilkada toh hanya demokrasi semu. Meskipun kandidatnya banyak, bahkan ada calon independen segala, tetap saja pada dasarnya masyarakat tidak mempunyai banyak pilihan. Tidak ada calon yang benar-benar alternatif, yang bisa diharapkan membawa perubahan dalam arti sebenarnya dan bukan akan asal berubah saja.

Apa indikator keberhasilan pilkada? Ah, jangan terlalu serius buka buku cari teori politik. Sebuah SMS di Lampung Post mengatakan, salah satu "keberhasilan" adalah bagaimana daerah penyelenggara pilkada mampu menjadi daerah tujuan studi banding. Dia menyebutkan Bandar Lampung dan Batam sebagai daerah tujuan studi banding anggota legislatif dan eksekutif kota/kabupaten se-Tanah Air.

Hahaa... sebuah ejekan saja sebenarnya bagaimana pemimpin-pemimpin terpilih dalam pemilu dan pilkada betapa senangnya jalan-jalan.

"Tapi apa gunanya kalau cuma menghasilkan pemimpin-pemimpin yang pelesiran?" kata Pithagiras.

"Ya, siapa yang banyak duit ya dia yang bakal menang kok," sahut Udien.

"Ah, belum tentu. Rakyatkan udah pinter."

"Cerdas kalau bagi-bagi sembako atau suvenir."

"Kita ini nggak rasional."

"Kita butuh sesuatu yang konkret, dana atau barang, itu kan rasional."

"Sungguh, terkutuklah pilkada."

"Jangan apatis."

"Nggak ah."

"Memang apa gunanya pilkada?"

Tapi, daripada tidak ya lebih baik ada pilkada. Mat Puhit juga bingung kalau tidak ada pilkada. "Mau milih pemimpin, ya pilkada-lah," ujarnya.

Lampung Post
, Kamis, Selasa, 29 Juni 2010

No comments:

Post a Comment